BEBERAPA ALASAN
MENGAPA BANYAK SARJANA YANG MENGANGGUR
NURULITA
INDRIANI
28211221
3EB10
Ternyata, gelar pendidikan tinggi enggak menjamin kita mudah
mendapatkan kerja. Buktinya, jutaan sarjana di Indonesia masih menganggur.
Tidak heran, saat ini pemerintah pun gencar menggaungkan konsep wirausahawan muda. Tentu saja, ini merupakan cara alternatif menampung para pengangguran bertitel ini.
ada beberapa hal yang menyebabkan banyak sarjana menganggur . diantaranya :
1. Ekonomi
Perubahan struktur ekonomi merupakan penyebab kemungkinan meningkatnya pengangguran. Selama bertahun-tahun, manufaktur menjadi sektor terkuat dalam dunia kerja, hingga kemudian digantikan oleh sektor jasa.
Nah, perusahaan-perusahaan di sektor jasa membutuhkan orang tidak hanya dengan pengetahuan teknis, tetapi juga yang memiliki soft skill, seperti komunikasi interpersonal, kebijaksanaan, kedewasaan, dan berorientasi bisnis. Sekarang ini, mendapatkan lulusan berkualitas dengan kemampuan soft skill seperti itu cukup susah. Belum lagi menemukan lulusan yang mampu berbahasa Inggris dengan baik.
2. Kualitas pendidikan
Sepertinya tiap tahun perguruan tinggi meluluskan banyak mahasiswa cemerlang, termasuk para penyandang cumlaude. Tentu ini menunjukkan kualitas para sarjana juga kan?
Tetapi, kenyataannya tidaklah demikian. Saat ini, pencapaian akademik tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja seseorang di dunia kerja.
3. Pencari kerja yang pemilih
Saat ini, para pencari kerja ingin mendapatkan pekerjaan dengan paket lengkap; gaji yang besar, lokasi kerja yang nyaman, tidak menggunakan sistem shift, tidak ada lembur, dsb.
4. Kurangnya bimbingan
Kita tidak bisa menyalahkan para sarjana sepenuhnya atas kondisi mereka yang masih menganggur. Bagaimanapun juga, mereka adalah produk dari sebuah sistem. Kebanyakan dari para lulusan baru ini tidak sadar harapan dunia kerja terhadap mereka. Ketika lulus, mereka harus memulai dari nol lagi untuk menghadapi dunia nyata. Kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja ini harus segera diatasi.
Para sarjana baru ini tidak cukup dibimbing melalui berbagai ajang bursa kerja. Eksekutif perusahaan juga harus aktif mengunjungi mahasiswa di berbagai kampus untuk memberikan tips-tips praktis seputar dunia kerja dan profesi yang mereka geluti.
5. Perusahaan yang pemilih
Sering kali persyaratan kualifikasi yang dipasang suatu perusahaan dalam sebuah lowongan menjadi penghambat seorang sarjana mendapatkan pekerjaan. Jika perusahaan mencantumkan "pengalaman kerja" sebagai salah satu persyaratan di lowongan kerja mereka.
Tidak heran, saat ini pemerintah pun gencar menggaungkan konsep wirausahawan muda. Tentu saja, ini merupakan cara alternatif menampung para pengangguran bertitel ini.
ada beberapa hal yang menyebabkan banyak sarjana menganggur . diantaranya :
1. Ekonomi
Perubahan struktur ekonomi merupakan penyebab kemungkinan meningkatnya pengangguran. Selama bertahun-tahun, manufaktur menjadi sektor terkuat dalam dunia kerja, hingga kemudian digantikan oleh sektor jasa.
Nah, perusahaan-perusahaan di sektor jasa membutuhkan orang tidak hanya dengan pengetahuan teknis, tetapi juga yang memiliki soft skill, seperti komunikasi interpersonal, kebijaksanaan, kedewasaan, dan berorientasi bisnis. Sekarang ini, mendapatkan lulusan berkualitas dengan kemampuan soft skill seperti itu cukup susah. Belum lagi menemukan lulusan yang mampu berbahasa Inggris dengan baik.
2. Kualitas pendidikan
Sepertinya tiap tahun perguruan tinggi meluluskan banyak mahasiswa cemerlang, termasuk para penyandang cumlaude. Tentu ini menunjukkan kualitas para sarjana juga kan?
Tetapi, kenyataannya tidaklah demikian. Saat ini, pencapaian akademik tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja seseorang di dunia kerja.
3. Pencari kerja yang pemilih
Saat ini, para pencari kerja ingin mendapatkan pekerjaan dengan paket lengkap; gaji yang besar, lokasi kerja yang nyaman, tidak menggunakan sistem shift, tidak ada lembur, dsb.
4. Kurangnya bimbingan
Kita tidak bisa menyalahkan para sarjana sepenuhnya atas kondisi mereka yang masih menganggur. Bagaimanapun juga, mereka adalah produk dari sebuah sistem. Kebanyakan dari para lulusan baru ini tidak sadar harapan dunia kerja terhadap mereka. Ketika lulus, mereka harus memulai dari nol lagi untuk menghadapi dunia nyata. Kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja ini harus segera diatasi.
Para sarjana baru ini tidak cukup dibimbing melalui berbagai ajang bursa kerja. Eksekutif perusahaan juga harus aktif mengunjungi mahasiswa di berbagai kampus untuk memberikan tips-tips praktis seputar dunia kerja dan profesi yang mereka geluti.
5. Perusahaan yang pemilih
Sering kali persyaratan kualifikasi yang dipasang suatu perusahaan dalam sebuah lowongan menjadi penghambat seorang sarjana mendapatkan pekerjaan. Jika perusahaan mencantumkan "pengalaman kerja" sebagai salah satu persyaratan di lowongan kerja mereka.
Referensi :
http://kampus.okezone.com/read/2013/04/23/370/796108/kenapa-sarjana-banyak-yang-nganggur
NURULITA
INDRIANI
28211221
3EB10
Ternyata, gelar pendidikan tinggi enggak menjamin kita mudah
mendapatkan kerja. Buktinya, jutaan sarjana di Indonesia masih menganggur.
Tidak heran, saat ini pemerintah pun gencar menggaungkan konsep wirausahawan muda. Tentu saja, ini merupakan cara alternatif menampung para pengangguran bertitel ini.
ada beberapa hal yang menyebabkan banyak sarjana menganggur . diantaranya :
1. Ekonomi
Perubahan struktur ekonomi merupakan penyebab kemungkinan meningkatnya pengangguran. Selama bertahun-tahun, manufaktur menjadi sektor terkuat dalam dunia kerja, hingga kemudian digantikan oleh sektor jasa.
Nah, perusahaan-perusahaan di sektor jasa membutuhkan orang tidak hanya dengan pengetahuan teknis, tetapi juga yang memiliki soft skill, seperti komunikasi interpersonal, kebijaksanaan, kedewasaan, dan berorientasi bisnis. Sekarang ini, mendapatkan lulusan berkualitas dengan kemampuan soft skill seperti itu cukup susah. Belum lagi menemukan lulusan yang mampu berbahasa Inggris dengan baik.
2. Kualitas pendidikan
Sepertinya tiap tahun perguruan tinggi meluluskan banyak mahasiswa cemerlang, termasuk para penyandang cumlaude. Tentu ini menunjukkan kualitas para sarjana juga kan?
Tetapi, kenyataannya tidaklah demikian. Saat ini, pencapaian akademik tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja seseorang di dunia kerja.
3. Pencari kerja yang pemilih
Saat ini, para pencari kerja ingin mendapatkan pekerjaan dengan paket lengkap; gaji yang besar, lokasi kerja yang nyaman, tidak menggunakan sistem shift, tidak ada lembur, dsb.
4. Kurangnya bimbingan
Kita tidak bisa menyalahkan para sarjana sepenuhnya atas kondisi mereka yang masih menganggur. Bagaimanapun juga, mereka adalah produk dari sebuah sistem. Kebanyakan dari para lulusan baru ini tidak sadar harapan dunia kerja terhadap mereka. Ketika lulus, mereka harus memulai dari nol lagi untuk menghadapi dunia nyata. Kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja ini harus segera diatasi.
Para sarjana baru ini tidak cukup dibimbing melalui berbagai ajang bursa kerja. Eksekutif perusahaan juga harus aktif mengunjungi mahasiswa di berbagai kampus untuk memberikan tips-tips praktis seputar dunia kerja dan profesi yang mereka geluti.
5. Perusahaan yang pemilih
Sering kali persyaratan kualifikasi yang dipasang suatu perusahaan dalam sebuah lowongan menjadi penghambat seorang sarjana mendapatkan pekerjaan. Jika perusahaan mencantumkan "pengalaman kerja" sebagai salah satu persyaratan di lowongan kerja mereka.
Tidak heran, saat ini pemerintah pun gencar menggaungkan konsep wirausahawan muda. Tentu saja, ini merupakan cara alternatif menampung para pengangguran bertitel ini.
ada beberapa hal yang menyebabkan banyak sarjana menganggur . diantaranya :
1. Ekonomi
Perubahan struktur ekonomi merupakan penyebab kemungkinan meningkatnya pengangguran. Selama bertahun-tahun, manufaktur menjadi sektor terkuat dalam dunia kerja, hingga kemudian digantikan oleh sektor jasa.
Nah, perusahaan-perusahaan di sektor jasa membutuhkan orang tidak hanya dengan pengetahuan teknis, tetapi juga yang memiliki soft skill, seperti komunikasi interpersonal, kebijaksanaan, kedewasaan, dan berorientasi bisnis. Sekarang ini, mendapatkan lulusan berkualitas dengan kemampuan soft skill seperti itu cukup susah. Belum lagi menemukan lulusan yang mampu berbahasa Inggris dengan baik.
2. Kualitas pendidikan
Sepertinya tiap tahun perguruan tinggi meluluskan banyak mahasiswa cemerlang, termasuk para penyandang cumlaude. Tentu ini menunjukkan kualitas para sarjana juga kan?
Tetapi, kenyataannya tidaklah demikian. Saat ini, pencapaian akademik tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja seseorang di dunia kerja.
3. Pencari kerja yang pemilih
Saat ini, para pencari kerja ingin mendapatkan pekerjaan dengan paket lengkap; gaji yang besar, lokasi kerja yang nyaman, tidak menggunakan sistem shift, tidak ada lembur, dsb.
4. Kurangnya bimbingan
Kita tidak bisa menyalahkan para sarjana sepenuhnya atas kondisi mereka yang masih menganggur. Bagaimanapun juga, mereka adalah produk dari sebuah sistem. Kebanyakan dari para lulusan baru ini tidak sadar harapan dunia kerja terhadap mereka. Ketika lulus, mereka harus memulai dari nol lagi untuk menghadapi dunia nyata. Kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja ini harus segera diatasi.
Para sarjana baru ini tidak cukup dibimbing melalui berbagai ajang bursa kerja. Eksekutif perusahaan juga harus aktif mengunjungi mahasiswa di berbagai kampus untuk memberikan tips-tips praktis seputar dunia kerja dan profesi yang mereka geluti.
5. Perusahaan yang pemilih
Sering kali persyaratan kualifikasi yang dipasang suatu perusahaan dalam sebuah lowongan menjadi penghambat seorang sarjana mendapatkan pekerjaan. Jika perusahaan mencantumkan "pengalaman kerja" sebagai salah satu persyaratan di lowongan kerja mereka.
Referensi :
http://kampus.okezone.com/read/2013/04/23/370/796108/kenapa-sarjana-banyak-yang-nganggur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar