RADIASI HANDPHONE BAGI TUBUH
NURULITA INDRIANI
28211221
3EB10
Dr. Eka Putra Setiawan, Sp.T.H.T dari bagian Divisi Otologi RS Sanglah
mengatakan telepon gengam diciptakan untuk memudahkan manusia berkomunikasi.
Namun, kata lelaki kelahiran 15 Juni 1961 ini, banyak efek samping dari
penggunaan handphone yang salah. Hal ini berkaitan dengan volume suara dan
jarak dengar.
"Semakin HP ditempelkan ke
telinga, maka semakin melekat mengenai liang telinga. Efeknya semakin besar
yang menyebabkan terjadi peningkatan bunyi atau resonansi, " ujar
spesialis T.H.T. tamatan UGM Yogyakarta ini. Semakin lama menggunakan HP, kata
Dokter Eka, maka semakin lama bunyi bising yang menyebabkan kelelahan otot.
"Menggunakan HP hendaknya bergantian pada telinga kanan dan kiri. Sama
halnya dengan olahraga berjalan atau lari. Semakin jauh akan terasa capek dan
otot pegal. Ada masanya untuk istirahat bagi otot pendengaran," ujarnya.
Selain itu, lanjut Dokter Eka, perlu
diwaspadai efek samping gelombang elektromagnetik yang dipancarkan HP. Radiasi
telepon gengam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Ia menyebutkan radiasi
HP memancarkan 215 kali perdetik masuk ke sel-sel otak mengenai DNA dalam sel.
Tiap HP memancarkan 900 Mhz-1800 Mhz. Untungnya, kata Dokter Eka ini, manusia
memiliki sawar darah otak yang melindungi paparan radiasi ini. Jika
memungkinkan sebaiknya gunakan peralatan hands-free untuk mendengarkan
suara lewat HP. Anak-anak usia dibawah 8 tahun sangat rentan terhadap pancaran
radiasi ini, sehingga sangat disarankan belum waktunya menggunakan HP.
Ia menyarankan malam hari sebaiknya
HP dimatikan. Jika tetap menyala, sebaiknya diletakkan di luar kamar tidur,
agar gelombang elektromagnetik tidak menyerang organ otak manusia. Lapisi HP
dengan aluminium agar memroteksi gelombang elektromagnetik. "Efek samping
yang ditimbulkan gelombang elektromagnetik ini, sulit tidur, pusing, telinga
mendenging, dan daya tahan tubuh menurun," jelasnya.
Untuk mencegah radiasi gelombang
elektromagnetik kata Dokter Eka, jangan gunakan HP terlalu dekat dengan liang
telinga, berikan jarak secukupnya. Untuk batas jarak masih dalam penelitian
dokter Eka. Jangan gunakan HP terlalu lama disamping panas yang disebabkan
baterai HP, gelombang elektromagnetik juga memberi efek kurang baik. Makan
makanan yang mengandung vitamin untuk saraf seperti B1, B6, B 12 yang banyak
terkandung pada kacang-kacangan, tahu, tempe, kacang panjang, taoge.
Untuk mengurangi paparan gelombang
elektromagnetik, dapat dipilih HP jenis CDMA dengan frekuensi 125 Mhz, karena
radiasinya lebih kecil.
Ia menilai kebiasaan mendengarkan
musik menggunakan earphone/walkman sudah menjadi trend anak muda. Bahkan
tak jarang earphone juga digunakan untuk menerima telepon. "Earphone
menempel langsung di liang telinga. Artinya terjadi kelipatgandaan resonansi.
Sebagai contoh HP memiliki kebisingan 80 dB (desibel). Jika mengunakan earphone
kebisingannya menjadi bertambah 1, 6 kali. Efeknya tentu lebih berat,"
kata Dokter Eka.
Gejala awal akan muncul keluhan
mendenging. Menurut Dokter Eka, saraf di telinga tengah mengeluh memberi respon
bahwa adanya gangguan. Jika cepat direspon dengan mengistirahatkan pendengaran,
mungkin saja segera dapat pulih kembali. Namun, jika tidak ditangani dengan cepat,
maka muncul gangguan pendengaran menetap atau tuli.
Menurutnya ada perbedaan arti
mendenging dengan mendengung. Mendenging artinya kebisingan yang mengenai
telinga bagian dalam. Jika tidak segera ditangani akibatnya tuli. Sementara
mendengung hanya mengenai telinga luar yakni tertutupnya saluran tuba
eustakhius karena perubahan tekanan.
Kebisingan suara mempunyai satuan
dB. Batas kebisingan normal adalah 85 dB. Lebih dari itu sudah tergolong bising
yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Beberapa contoh penelitian dikutip
Dokter Eka seperti kebisingan Jalan Diponegoro Denpasar 80 dB, musik rock 100
dB, suara pesawat dan helikopter 120 dB.
"Suara yang masuk ke telinga
ditahan otot-otot kecil di telinga tengah yang memegang genderang telinga, agar
tidak bergetar terlalu keras. Kalau ini lolos, dan otot lelah ia akan masuk ke
telinga dalam yang mengakibatkan rusaknya sel rambut di dalam telinga dalam
yang merupakan organ pendengaran," jelasnya.
Untuk meredam kebisingan, hal yang
penting dilakukan adalah mengistirahatkan pendengaran. Dokter Eka sudah
melakukan penelitian tentang jam kerja yang baik yakni 6 jam perhari selama 5
hari mulai hari Senin hingga Jumat, dan libur dua hari yakni Sabtu dan Minggu.
Ia menyarankan sepulang bekerja pada
malam hari sebaiknya istirahatkan pendengaran. "Jangan lagi menonton TV
atau mendengarkan musik. Gunakan hari Sabtu dan Minggu untuk mengistirahatkan
pendengaran sehingga hari Senin siap beraktivitas lagi," sarannya.
Pengobatan gangguan pendengaran kata
Dokter Eka, disebut periode emas yakni batas waktu tuli dengan pengobatan.
Artinya, makin cepat diobati makin baik sehingga tingkat kesembuhannya semakin
besar.
Pengobatannya juga tidak mudah
karena harus menjalani rawat inap. "Bagian telinga dalam hanya dilalui
satu pembuluh darah. Kalau terkena kebisingan pembuluh darah menjadi stres dan
menguncup, sehingga telinga dalam tidak ada suplai makanan sehingga obat harus
dimasukkan lewat infus. Ini hanya bisa dilakukan dengan rawat inap di RS,"
ungkap Dokter Eka.
Menurut Dr Imre Fejes, juru bicara
tim peneliti konsrnetrasi dan kulaitas sperma pada pria yang terkena radiasi
telepon genggam berkepanjangan lebih buruk ketimbang sperma pada pria yang
jarang menenteng-nenteng telepon seluler. Penemuan baru saat ini menunjukkan
bahwa gelombang radio yang dipancarkan HP bias nerusak struktur DNA manusia.
Penelitian ini dilakukan oleh 12
lembaga reset, 7 diantaranya ada di Eropa selama 4 tahun. 1996, Universitas of
Washington, Seattle menemukan bahwa EMR dalam bentuk energi gelombang radio
rendah terbukt bias merusak DNA. Kelompok risetb Jerman, Verum mencoba
mempelajari efek radiai HP terhadap sel-sel tubuh manusia. Hasilnya sel-sel
tubuh yang terkena paparan gelombang elektromagnetik seperti pada HP mengalami
kerusakan yang signifikan. Bahkan mutasi sel-sel ini bisa menjadi penyebab
timbulnya kanker. Pancaran radiasi yang digunakan dalam penelitian berada pada
level 0,3-2 watt/kg, sementara pada HP memancarkan sinyal radio atau SAR
(Spesifik Absortion Rate) yang berada pada level 2 watt/kg. Beberapa akibat
buruk yang biasa terjadi pada tubuh manusia menurut sejumlah penelitian antara
lain meningkatkan resiko terkena tumor telinga , kanker otak, berpengaruh buruk
pada jaringan otak, mengakibatkan meningioma, neurioma akustik, acoustic
melanoma dan kanker ludah.
Sebenarnya semua handphone yang
beredar masih bias dkategorikan "aman" karena tingkat SAR-nya masih
dibawah 1,6 watt/kg. Meskipun demikian ada beberapa orang yang merasa agak
pusing atau telinganya panas setelah menggunakan handphone-handphone yang
dikategorikan "aman" tersebut. Jadi yang betul-betul aman (bukan
sekedar aman saja) adalah tingkat radasinya dibawah 1 watt/kg. Maka dari itu
untuk memisahkan yang "aman" dan yang "betul-betul aman",
dibuatlah tabel dibawah ini. Untuk lebih jelasnya lihat pengaruh posisi antenna
terhadap resiko kanker otak.
Beberapa institusi juga menyatakan
bahwa radiasi dari penggunan HP tidak berbahaya. Dan memang radiasi HP
tersebut, yang tergolong gelombang RF, tidak cukup berbahaya. Tapi bukan
berarti kemungkinan adanya efek samping tidak ada. Radiasi RF pada level tinggi
dapat merusak jaringan tubuh. Radiasi RF punya kemampuan untuk memanaskan
jaringan tubuh seperti oven microwave memanaskan makanan. Dan radiasi tersebut
dapat merusak jaringan tubuh, karena tubuh kita tidak diperlengkapi untuk
mengantisipasi sejumlah panas berlebih akibat radiasi RF. Penelitian lain
menunjukkan radiasi non-ionisasi (termasuk gelombang RF) menimbulkan efek
jangka panjang.
Referensi :
http://student-brains.blogspot.com/2013/04/dampak-efek-radiasi-hanphone-hp-bagi.html